KEHIDUPAN PADA MASA PRA AKSARA DI INDONESIA
Mempelajari bagaiman kehidupan dimasalalu merupakan kegiatan yang amat menarik. Kahidupan manusia dari jaman kezaman senantiasa mengalami perkembangan. Kehidupan manusia pada jaman pra aksara atau jaman pra sejarah dapat di pelajari melalui berbagai temuan fosil dan artefak sisa kehidupan dimasa lalu. Kehidupan manusia purba adalah kehidupan yang amat sederhana. Manusia purba hidup dan memenuhi kebutuhanya dengan cara berburu dan meramu, berpindah pindah dari satu empat ketempat lain (nomaden). Pada masa pra sejarah manusia belum mengenal tulisan sehingga masa ini di sebut dengan masa pra aksara. Sejak pertama kali bumi diciptakan hingga saat ini, bumi telah banyak sekali mengalami perubahan dan perkebangan. Diperkirakan bumi saat ini telah berusia kurang lebih 2.500 juta tahun. Para ahli geologi membagi masa perkembangan bumi mejadi beberapa zaman yaitu arkeozoikum, paleozoikum, mesozoikum, neozoikum.
Zaman
Arkeozoikum. Merupakan zaman tertua,
berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada masa itu bumi dalam
proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum terdapat
makluk hidup yang tinggal di bumi.
Zaman
Paleozoikum Disebut juga sebagai zaman
primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai
dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di bumi, bumi mendingin.
Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan muncul, yaitu makluk
bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri, serta sejenis amfibi.
Zaman
Mesozoikum Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung
kira-kira 140 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya
hewan-hewan reptile besar (dinosaurus) olah karena itu jaman ini disebut juga
zaman reptile.
Zaman
Neozoikum Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta
tahun yang lalu. Kahidupan di zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam.
Zaman ini di bagi menjadi beberapa: a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai
berkurangnya hewan-hewan besar. Telah memeiliki berbagai jenis binatang
menyusui, diantaranya kera dan monyet. b. Zaman Sekunder, ditandai dengan
munculnya tenda-tanda kehidupan manusia purba. Zaman ini dibagi kembali menjadi
2 jaman yaitu: 1) Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini
ditandai mulai mencairnya es di kutub utara karena perubahan iklim. Berlangsung
sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah kehidupan manusia mulai ada.
Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. 2) Zaman Holosen/alluvium, masa
ini ditandai dengan munculnya hamo sapiens, merupakan nenek moyang manusia
modern saat ini. Masa ini berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.
A.
Pengertian Praaksara atau Prasejarah.
Praaksara
atau prasejarah merupakan kurun waktu (zaman) pada saat manusia belum menganal
tulisan atau huruf. Praaksara disebut juga zaman nirleka, yaitu zaman tidak ada
tulisan. Setelah manusia mengenal tulisan maka disebut zaman sejarah.
Berakhirnya zaman prasejarah setiap bangsa berbedabeda berdasarkan perkembangan
setiap bangsa tersebut serta informasi yang masuk ke bangsa itu.
Misalnya bangsa Mesir Kuno meninggalkan zaman praaksara sekitar 4000 SM, bangsa Sumeria dan Dravida meninggalkan zaman praaksara sekitar 3000 SM, sedangkan bangsa Indonesia meninggalkan zaman praaksara 400 M.
B.
Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.
Dari hasil
penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak di
temukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Manusia purba pada masa lampu
telah tinggal di beberapa daerah di Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan
Solo (Jawa Tengah) dan di Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur). Dia daerah daerah
tersebut di atas banyak di temukan fosil manusia purba. Di Indonesia terdapat
beberapa jenis manusia purba diantaranya Meganthropus paleojavanicus,
Pithacanthropus erectus, dan Homo (manusia purba modern).
·
Meganthropus paleojavanicus. Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang
besar dan tertua di Jawa. Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar,
diperkirakan sebagai manusia purba yang paling tua diantara manusia purba yang
lain. Fosil
manusia purba meganthropus paleojavanicus ditemukan dan diteliti oleh Dr.
G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941.
Pertama kali fosil makhluk ini ditemukan di Sangiran, daerah lembah
Bengawan Solo, dekat Surakarta. Dari yang dapat dilihat ukuran fosil itu, meganthropus paleojavanicus
berbadan besar dengan rahang besar, kening menonjol, dan tulang tebal. Dari
keadaan itu, maka makhluk Sangiran tersebut dinamakan Meganthropus
Paleojavanicus (mega = besar, anthropos = manusia, paleo = purba, javanicus =
manusia jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun sebelum masehi dan hidup
dengan makan tumbuh-tumbuhan. Makhluk tersebut termasuk jenis Homo Hobilis.
·
Pithacanthropus erectus.
Pithacanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Manusia purba
ini memiliki ciri-ciri berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara
165-180 cm. Pithacanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak
di temukan di Indonesia diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil,
Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Pertama kali di temukan oleh Eugene
Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891.
· Homo. Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri
yang lebih sempurna di bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan
Pithecantropus erectus.
Beberapa jenis homo yang di
temukan di Indonesia antara lain.
a. Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun
1931-1934, olah Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan
Solo. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm,
tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
b.
Homo
Wajakensis, artinya manusia dari Wajak.
Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa
Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210
cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah
memiliki kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.
c.
Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir
dari manusia purba. Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang
lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern
saat ini.
C.
Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia.
Kehidupan
manusia purba pada masa praaksara senantiasa mengalami perubahan dan
perkembangan. Perubahan dan perkembangan itu dapat di jelaskan sebagai berikut.
1. Masa Berburu dan Meramu Kehidupan.
Manusia
purba masa berburu dan meramu senantiasa berpindah-pindah (nomaden).
Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food gathering artinya mengumpulkan makanan yang di sediakan oleh alam tanpa mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat yang digunakan pada masa itu antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan buruan; dan alat serpih digunkaan sebagai pisau.
Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food gathering artinya mengumpulkan makanan yang di sediakan oleh alam tanpa mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat yang digunakan pada masa itu antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan buruan; dan alat serpih digunkaan sebagai pisau.
2. Masa Bercocok Tanam Pada.
Masa ini
manusia purba sudah mengenal bercocok tanam (food producing). Namun demikian
kehidupan berburu dan merapu tidak sepenuhnya ditinggalkan. Masa ini pula
manusia purba mulai tinggal menetap (sedenter) di suatu kampung dengan rumah
panggung. Alat-alat yang di gunakan pada masa bercocok tanam berasal dari batu
yang telah di haluskan, antara lain mata panah untuk berburu; barang pecah
belah dari tanah liat (gerabah); beliung persegi untuk menebang kayu dan
mencangkul; kapak lonjong untuk mengolah tanah.
3. Masa Perundagian (Pertukangan)
Pada masa
ini manusia sudah mengenal teknologi sederhana dan pembagian kerja. Saat itu
manusia menganal pertukangan dan pengecoran logam seperti perunggu, tembaga dan
besi sebagai barangbarang kebutuhan rumah tangga.
a. Nekara
dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada
upacara adapt sebagai benda pusaka.
D. Sistem Kepercayaan Manusia Purba.
Pada Masa
Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai
mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk
menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai
upacara dan ritual. Sistem akepercayaan yang di anut manusia pada masa
prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan
shamanisme.
a. Animisme,
adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi
kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu
adalah dengan memberikan sesaji.
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).
Berakhirnya Masa Praaksara di Indonesia
Berakhirnya masa praaksara
tiap-tiap bangsa tidak bersamaan. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan erat
dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan. Bangsa Sumeria
misalnya, telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan simbol-simbol
sebagai huruf yang disebut
piktograf. Sedangkan,
Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno
hampir sama dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa
Mesir Kuno menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat
transportasi tertentu. Huruf ini disebut
hieroglif.
Indonesia mengakhiri masa
praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang India datang pada saat itu
dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem
pemerintahan, seni sastra dan tulisan. Tulisan tertua di Indonesia terdapat di
Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur. Tulisan tersebut menggunakan huruf Pallawa.
Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa aksara (masa sejarah). Di
Indonesia, sudah mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai
berkembang, agama Hindu-Buddha mulai berkembang. Kegiatan perdagangan dan pelayaran
pun semakin maju.
No comments:
Post a Comment